Jumat, 30 Oktober 2009

SEjarah Singkat Kesultanan Sambas


Kesultanan Sambas
adalah kerajaan yang terletak di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat sekarang, tepatnya berpusat di Kota Sambas. Kerajaan yang bernama Sambas di Pulau Borneo atau Kalimantan ini telah ada paling tidak sebelum abad ke-14 M sebagaimana yang tercantum dalam Kitab Negara Kertagama karya Prapanca. Pada masa itu Rajanya mempunyai gelaran "Nek" yaitu salah satunya bernama Nek Riuh. Setelah masa Nek Riuh, pada sekitar abad ke-15 M muncul pemerintahan Raja yang bernama Tan Unggal yang terkenal sangat kejam. Karena kekejamannya ini Raja Tan Unggal kemudian dikudeta oleh rakyat dan setelah itu selama puluhan tahun rakyat di wilayah Sungai Sambas ini tidak mau mengangkat Raja lagi. Pada masa kekosongan pemerintahan di wilayah Sungai Sambas inilah kemudian pada awal abad ke-16 M (1530 M) datang serombongan besar Bangsawan Jawa (sekitar lebih dari 500 orang) yang diperkirakan adalah Bangsawan Majapahit yang masih hindu melarikan diri dari Pulau Jawa (Jawa bagian timur) karena ditumpas oleh pasukan Kesultanan Demak dibawah Sultan Demak ke-3 yaitu Sultan Trenggono.
Pada saat itu di pesisir dan tengah wilayah Sungai Sambas ini telah sejak ratusan tahun didiami oleh orang-orang Melayu yang telah mengalami asimilasi dengan orang-orang Dayak pesisir dimana karena saat itu wilayah ini sedang tidak ber-Raja (sepeninggal Raja Tan Unggal) maka kedatangan rombongan Bangsawan Majapahit ini berjalan mulus tanpa menimbulkan konflik. Rombongan Bangsawan Majapahit ini kemudian menetap di hulu Sungai Sambas yaitu di suatu tempat yang sekarang disebut dengan nama "Kota Lama". Setelah sekitar lebih dari 10 tahun menetap di "Kota Lama" dan melihat keadaan wilayah Sungai Sambas ini aman dan kondusif maka kemudian para Bangsawan Majapahit ini mendirikan sebuah Panembahan / Kerajaan hindu yang kemudian disebut dengan nama "Panembahan Sambas". Raja Panembahan Sambas ini bergelar "Ratu" (Raja Laki-laki)dimana Raja yang pertama tidak diketahui namanya yang kemudian setelah wafat digantikan oleh anaknya yang bergelar Ratu Timbang Paseban, setelah Ratu Timbang Paseban wafat lalu digantikan oleh Adindanya yang bergelar Ratu Sapudak. Pada masa Ratu Sapudak inilah untuk pertama kalinya diadakan kerjasama perdagangan antara Panembahan Sambas ini dengan VOC yaitu pada tahun 1609 M.
Pada masa Ratu Sapudak inilah rombongan Sultan Tengah (Sultan Sarawak ke-1) bin Sultan Muhammad Hasan (Sultan Brunei ke-9) datang dari Kesultanan Sukadana ke wilayah Sungai Sambas dan kemudian menetap di wilayah Sungai Sambas ini (daerah Kembayat Sri Negara. Anak laki-laki sulung Sultan Tangah yang bernama Sulaiman kemudian dinikahkan dengan anak bungsu Ratu Sapudak yang bernama Mas Ayu Bungsu sehingga nama Sulaiman kemudian berubah menjadi Raden Sulaiman. Raden Sulaiman inilah yang kemudian setelah keruntuhan Panembahan Sambas di Kota Lama mendirikan Kerajaan baru yaitu Kesultanan Sambas dengan Raden Sulaiman menjadi Sultan Sambas pertama bergelar Sultan Muhammad Shafiuddin I yaitu pada tahun 1675 M.

Cara cegah gigitan nyamuk secara Tradisional

Rabu, 28 Oktober 2009


Cara Cegah Nyamauk dengan cara tradisional
Kembali ke Kelambu


MENGGUNAKAN kelambu sebagaimana yang menjadi kebiasaan kakek nenek untuk merebahkan tubuh di pembaringan, menurutnya, perlu ditradisikan kembali. "Karena itu cukup efektif dalam rangka menghindari tubuh dari gigitan nyamuk," ujar M Satono, salah seorang dai di Kabupaten Sambas, kemarin, di Sambas.Seiring dengan perkembangan zaman, tukasnya, kelambu kini memang sudah mulai ditinggalkan oleh masyarakat. Bahkan, ungkapnya, hampir setiap rumah saat ini sulit untuk dtemui menggunakan kelambu pada setiap kamarnya. "Mungkin orang ingin serba simple. Karena sekarang inikan sudah ada obat nyamuk bakar, semprot, listrik, dan sebagainya," ungkap Satono.

Padahal, imbuhnya melanjutkan pembicaraan, ditinjau dari segi kesehatan, kelambu jutsru jauh lebih higenis dibandingkan dengan lainnya. Terutama obat nyamuk, kata Satono, kandungan kimianya sedikit banyak akan berdampak terhadap tubuh manusia. "Makanya, penggunaan kelambu ada baiknya disosialisasikan ke masyarakat. Itu ternyata warisan cukup berharga dari nenek moyang kita. Mereka cukup pintar untuk menghindari diri dari nyamuk," papar pegawai Depag Kabupaten Sambas berseloroh.(mur)
(sumber Pontianak Post)

Senin, 26 Oktober 2009

Kondisi Umum

Provinsi Kalimantan Barat
Ibu kota Sambas
Luas 6.395,70 km²
Penduduk • Jumlah 494.531 (2005) •
Kepadatan 77,32 jiwa/km²
Pembagian administratif • Kecamatan 19 •
Desa/kelurahan 175
Dasar hukum - Tanggal - Hari jadi
Bupati Ir. Burhanuddin A. Rasyid
Kode area telepon 0562


Batas wilayah
Kabupaten Sambas terletak diantara 1’23” LU dan 108’39” BT. Dengan batas administratif:
Utara
Sarawak, Malaysia Timur

Selatan
Kota Singkawang

Barat
Laut Natuna

Timur
Kabupaten Bengkayang

Kabupaten Sambas yang terbentuk sekarang ini adalah hasil pemekaran Kabupaten pada tahun 2000 sebelumnya Wilayah Kabupaten Sambas sejak tahun 1960 adalah meliputi juga Kota Singkawang dan Kabupaten Bengkayang sekarang dimana pembentukan Kabupaten Sambas pada tahun 1960 itu adalah berdasarkan bekas Wilayah Kekuasaan Kesultanan Sambas.
Wilayah administratif
Wilayah administratif Sambas meliputi 19 Kecamatan yaitu kecamatan Sambas, Sebawi, Galing, Tebas, Semparuk, Pemangkat, Selakau, Tekarang, Jawai, Jawai Selatan, Tanggaran, Sajad, Sejangkung, Paloh, Teluk Keramat, Subah, dan kecamatan Sajingan, Selakau timur dan Salatiga dengan desa keseluruhan berjumlah 175 desa.


Demografi
Penduduk Kabupaten Sambas berdasarkan data kantor Pendaftaran Penduduk dan Catatan Sipil Kabupaten Sambas tahun 2005, jumlah penduduk Kabupaten Sambas berjumlah 494.531 jiwa terdiri dari penduduk laki-laki 246.787 jiwa dan penduduk perempuan 247.744 jiwa dengan kepadatan rata-rata 77,32 jiwa/km². Terdiri Dari Suku Dayak, Melayu Sambas, Cina Hakka, dll.Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Sambas berdasarkan data Dinas Pemberdayan Masyarakat dan Keluarga Berencana Kabupaten Sambas Tahun 2004 adalah 18.005 KK Miskin dengan jumlah 74.968 jiwa.
Kesultanan Sambas
adalah kerajaan yang terletak di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat sekarang, tepatnya berpusat di Kota Sambas. Kerajaan yang bernama Sambas di Pulau Borneo atau Kalimantan ini telah ada paling tidak sebelum abad ke-14 M sebagaimana yang tercantum dalam Kitab Negara Kertagama karya Prapanca. Pada masa itu Rajanya mempunyai gelaran "Nek" yaitu salah satunya bernama Nek Riuh. Setelah masa Nek Riuh, pada sekitar abad ke-15 M muncul pemerintahan Raja yang bernama Tan Unggal yang terkenal sangat kejam. Karena kekejamannya ini Raja Tan Unggal kemudian dikudeta oleh rakyat dan setelah itu selama puluhan tahun rakyat di wilayah Sungai Sambas ini tidak mau mengangkat Raja lagi. Pada masa kekosongan pemerintahan di wilayah Sungai Sambas inilah kemudian pada awal abad ke-16 M (1530 M) datang serombongan besar Bangsawan Jawa (sekitar lebih dari 500 orang) yang diperkirakan adalah Bangsawan Majapahit yang masih hindu melarikan diri dari Pulau Jawa (Jawa bagian timur) karena ditumpas oleh pasukan Kesultanan Demak dibawah Sultan Demak ke-3 yaitu Sultan Trenggono.
Pada saat itu di pesisir dan tengah wilayah Sungai Sambas ini telah sejak ratusan tahun didiami oleh orang-orang Melayu yang telah mengalami asimilasi dengan orang-orang Dayak pesisir dimana karena saat itu wilayah ini sedang tidak ber-Raja (sepeninggal Raja Tan Unggal) maka kedatangan rombongan Bangsawan Majapahit ini berjalan mulus tanpa menimbulkan konflik. Rombongan Bangsawan Majapahit ini kemudian menetap di hulu Sungai Sambas yaitu di suatu tempat yang sekarang disebut dengan nama "Kota Lama". Setelah sekitar lebih dari 10 tahun menetap di "Kota Lama" dan melihat keadaan wilayah Sungai Sambas ini aman dan kondusif maka kemudian para Bangsawan Majapahit ini mendirikan sebuah Panembahan / Kerajaan hindu yang kemudian disebut dengan nama "Panembahan Sambas". Raja Panembahan Sambas ini bergelar "Ratu" (Raja Laki-laki)dimana Raja yang pertama tidak diketahui namanya yang kemudian setelah wafat digantikan oleh anaknya yang bergelar Ratu Timbang Paseban, setelah Ratu Timbang Paseban wafat lalu digantikan oleh Adindanya yang bergelar Ratu Sapudak. Pada masa Ratu Sapudak inilah untuk pertama kalinya diadakan kerjasama perdagangan antara Panembahan Sambas ini dengan VOC yaitu pada tahun 1609 M.
Pada masa Ratu Sapudak inilah rombongan Sultan Tengah (Sultan Sarawak ke-1) bin Sultan Muhammad Hasan (Sultan Brunei ke-9) datang dari Kesultanan Sukadana ke wilayah Sungai Sambas dan kemudian menetap di wilayah Sungai Sambas ini (daerah Kembayat Sri Negara. Anak laki-laki sulung Sultan Tangah yang bernama Sulaiman kemudian dinikahkan dengan anak bungsu Ratu Sapudak yang bernama Mas Ayu Bungsu sehingga nama Sulaiman kemudian berubah menjadi Raden Sulaiman. Raden Sulaiman inilah yang kemudian setelah keruntuhan Panembahan Sambas di Kota Lama mendirikan Kerajaan baru yaitu Kesultanan Sambas dengan Raden Sulaiman menjadi Sultan Sambas pertama bergelar Sultan Muhammad Shafiuddin I yaitu pada tahun 1675 M.

Ekonomi
Tingkat pendapatan suatu daerah dapat diukur antara lain dari pendapatan per kapita, penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Pendapatan Asli Daerah (PAD) serta gambaraan kualitatif tentang keadaan sandang, pangan dan perumahan masyarakat. Berdasarkan data tahun 2003 dapat dilihat Keadaan perekonomian Kabupaten Sambas yaitu:
• PAD sebesar Rp 16.350.041.018
• Pendapatan per kapita sebesar Rp 3.419.922
• Pajak bumi dan Bangunan (PBB) sebesar Rp 8.560.013.046
• Upah minimum regional (UMR) sebesar Rp 400.000
Sedangkan Tingkat pendapatan Mata pencaharian Menurut sektor yaitu:
• Pertanian berjumlah 207.350 orang
• Industri Pengolahan berjumlah 152.028 orang
• Listrik, gas, dan air berjumlah 9.053 orang
• Bangunan berjumlah 28.308 orang
• Perdagangan berjumlah 34.695 orang
• Perhubungan berjumlah 2.874 orang
• Keuangan berjumlah 9.723 orang
• Jasa kemasyarakatan Lainnya berjumlah 34.678 orang
Iklim
Kabupaten Sambas termasuk daerah beriklim tropis dengan curah hujan bulanan rata-rata 187.348 mm dan jumlah hari hujan rata-rata 11 hari/bulan. Curah hujan yang tertinggi terjadi pada bulan September sampai dengan Januari dan curah hujan terendah antara bulan Juni sampai dengan Agustus.
Temperatur udara rata-rata berkisar antara 22,9°C. Sampai 31,05°C. Suhu udara terendah 21,2°C terjadi pada bulan Agustus dan yang tertinggi 33,0°C pada bulan Juli. Kelembaban udara relatif 81-90%, tekanan udara 1,001-1,01/Hm Bar, kecepatan angin 155 – 173 km/hari, elipasi sinar matahari 50.73%, penguapan (evaporasi ) harian antara 4,2-5,9 Hm dan evapotranspirasi bulanan 134,7 – 171,4 mm.
Jenis Tanah
Jenis tanah di daerah datar meliputi jenis organotal, aluvial dan pada solik merah kuning (PMK) sedangkan di daerah berbukit dan bergunung meliputi jenis tanah laktosol dan PMK. Secara terperinci luas masing-masing jenis tanah tersebut adalah sebagai berikut:[1]
• Orgnosol : 136.230 ha
• PMK : 157.320 ha
• Aluvial : 230.630 ha
• Podsal : 44.600 ha
• Latosal : 70.790 ha
Tekstur Tanah
• Halus : 300.798 ha
• Sedang : 157.320 ha
• Kasar : 76.112 ha
• Gambut : 69.510 ha
• Lainnya : 72.990 ha
Ketinggian
• Ketinggian 0-7 m terdapat : Kecamatan Sejangkung, Sambas, Tebas, Selakau, Jawai, Paloh dan Teluk Keramat
• Ketinggian 8-25 terdapat : Kecamatan Sejangkung, Sambas, Tebas, Selakau, Pemangkat dan Teluk Keramat.
• Ketinggian 26-100m dpl : Kecamatan Sejangkung, Sambas, Tebas, Selakau, Pemangkat, Teluk Keramat dan Paloh.
Daerah Aliran Sungai
Secara umum Kabupaten Sambas memiliki 3 (tiga) Daerah Aliran Sungai (DAS) dengan total hamparan 516.200 ha, meliputi:
• DAS Paloh : 64.375 ha.
• DAS Sambas : 258.700 ha
• DAS Sebangkau : 193.125 ha.
(Sumber wikipedia Indonesia)

Pendapat org Muda

Charismatik Figure Dalam Partai Politik
Oleh : Jono

Semenjak gelombang reformasi mampu melengserkan kepemimpinan orde baru, terjadi perubahan yang sangat signifikan dalam panggung politik nasional dan lokal diberbagai bidang sosial dan politik. Salah satunya adalah perubahan sistem kepartaian. Kalau sebelumnya hanya ada tiga partai politik yang berkompetisi dalam setiap pemilunya, maka kini terbuka peluang yang lebih besar dikalangan anak bangsa untuk mendirikan partai politik. Begitupula pada masa Orde Baru (baca: Rezim Soeharto) hanya GOLKAR yang diperbolehkan membangun basis politik di setiap lini atau sampai keranting-ranting, sedang dua kontestan lainnya hanya boleh sampai tingkat kecamatan saja. Namun kini begitu terbuka bagi kehadiran partai politik lain. Perubahan ini memperlihatkan kepada kita adanya heterogenitas politik dibandingkan era sebelumnya. Heterogenitas politik ini disatu sisi disambut dengan kegembiraan sebagai bentuk dari “angin“ keterbukaan yang dapat mendorong demokratisasi dan membawa kehidupan politik yang lebih dinamis, namun disisi lain hal tersebut dinilai pula dengan sikap pesimistik, sebab heterogenitas politik justru (dimungkinkan) membawa persaingan tidak sehat yang dapat menggiring pertikaian sosial tak berkesudahan.
Secara ideal normatif peran dan fungsi utama dari partai politik itu adalah membangun basis kekuatan politiknya dengan massa, atau dengan kata lain melembagakan dukungan politik untuk mendapatkan dan memelihara pendukungnya dalam setiap keikut sertaannya pada pemilu. Selain fungsi itu, partai juga berfungsi sebagai :
Pertama, partai politik harus menjadi representasi kelompok-kelompok kepentingan (interest groups) di masyarakat. Artinya partai politik harus bisa mengartikulasikan kepentingan mereka kedalam sistem politik dan bertindak sebagai katup penyelamat munculnya keresahan sosial akibat tidak teraktualisasikannya kepentingan mereka sehingga mampu menjamin stabilitas politik.
Kedua, sebagai kelompok mediasi antara pemerintah dan rakyat. Ini berkaitan dengan upaya menggoalkan tuntutan kelompok kepentingan agar digarap pihak eksekutif serta disisi lain mengontrol, menjelaskan dan mendorong demokratisasi, melakukan pendidikan politik, dan menumbuhkan partisipasi politik semakin luas, khususnya dikalangan massa yang tidak aktif atau pasif berpolitik.
Ketiga, berfungsi melakukan pengkaderan politik dan rekruitmen. Proses ini bukan hanya untuk menambah anggota tetapi juga untuk mencetak kader pemimpin baru yang militant dan berkualitas yang tentunya diharapkan membawa kemajuan bagi partai untuk kedepannya.
Kalau kita melihat ketiga fungsi utama dari partai politik di atas tampaknya masih jauh dari harapan yang diidealkan secara normatif. Institusionalisasi demokrasi sampai saat ini masih belum berjalan dikalangan partai politik. Pemujaan atas figur (charismatic figure) masih terlalu dominan sehingga memandulkan kompetisi dan rasionalitas politik dikalangan konstituennya sekalipun partai politik sekarang tampak lebih hidup dibandingkan pada masa orde baru tetapi keberadaannya lebih merepresentasikan kepentingan elite dari pada kepentingan rakyat selaku konstituennya. Betapa tidak partai-partai besar seperti (maaf) PPP, PKB, PAN, DEMOKRAT, PDIP secara langsung maupun tidak, semuanya tak dapat dipisahkan satu sama lainnya bak mobil dengan bensinnya, katakanlah PKB yang begitu besar mendapat dukungan warga nahdiyin itu tak dapat dipisahkan dengan nama besar sang pendiri (GUSDUR) yang merupakan cucu pendiri sebuah faksi islam terbesar di Negri ini, demikian juga PDIP yang kerap diidentikkan dengan ketokohan Megawati dan bahkan Soekarno yang begitu lekat diingatan anak bangsa di negri ini, sehingga dengan kharisma yang dimiliki oleh figur-figur sentral tersebut diatas partai-partai tersebut banyak mendapat simpati dan dukungan dari rakyat, bukan karena program atau kebijakan-
kebijakan yang dapat dijual untuk mensejahterakan rakyat. Partai lain yang masih kental dengan sosok figur sentralnya adalah PAN yang mau tidak mau, suka atau tidak, masih jauh lebih dikenal karena figur Amin Rais yang dikenal sebagai tokoh reformasi negri ini. Begitu selanjutnya dengan partai DEMOKRAT, yang mendapat simpati karena dibalik ketokohan SBY yang konon kala itu, katakanlah kalaupun tidak dianiaya, adalah teraniaya pada saat ia memproklamirkan keinginannya untuk maju dalam bursa pencalonan sebagai Presiden.
Melihat kuatnya ketergantungan beberapa partai terhadap charismatic figur ditubuh masing-masing partai sehingga memandulkan apa yang namanya kreativitas dan kompetisi partai di tingkatan paling bawah, karena hanya mengandalkan dan menjual nama besar sang tokoh.
Peran partai politik tidak lebih sebagai “ Pajangan “ pasca pamilu. Aktivitas politik baru menampakkan gregetnya menjelang dilaksanakannya pemilu. Yang lainnya adalah ketika ada pergantian atau pemilihan pengurus. Diluar kegiatan itu partai politik mengalami kelesuan aktivitas yang kreatif dan bermakna bagi penguatan demokratisasi. Pikiran ini penting dikedepankan agar dinamika partai politik lebih hidup dan semarak sebagai salah satu institusi “ Politik “ atau kelompok kepentingan sudah selayaknya partai politik bersama kelompok kepentingan sosial lainnya secara bersama-sama memikirkan pola alternatif dalam membangun pembaharuan dalam partai politik itu sendiri.
Strategi partai politik dalam pemberdayaan agar partai dapat menjalankan peran yang efektif dan strategis dalam pembaruan dan penguatan basis konstituen maka perlu dilakukan beberapa upaya. Pertama, para aktivist partai politik perlu menyadari bahwa koeksistensi partai politik yang mereka bangun dan berbasis massa. Dengan demikian sudah selayaknya memikirkan kembali keseimbangan peran antara kepentingan partai politik, yang terkadang bias kelompok, dengan kepentingan pembangunan secara luas. Sehingga yang diharapkan ada proses simbiosis mutualistis antara massa yang memberikan akses dukungan suara pemilih dengan partai politik sebagai kekuatan politik. Kedua, perlunya memperbaiki manajemen partai politik di tingkat mikro partai politik perlu menata dirinya kembali caranya adalah dengan membuka diri secara kompetitif dan terbuka akan adanya dinamika dari massa. Membuat aturan main secara lebih rasional, mendorong institusionalisasi politik secara lebih sehat dibandingkan mengedepankan aspek ketokohan. Sehingga partai politik dapat menjalankan perannya secara normatif. Titik tekan disini adalah memulai membangun, menata, dan mengelola, dari lapisan bawah dengan gagasan yang lebih sehat, kreatif, dan inklusif. Sehingga keberadaan partai politik diarus bawah tidak hanya sekedar menjalankan instruksi pusat (elite partai). Tetapi benar-benar berpijak dari basis
gagasannya sendiri yakni aspirasi bagi kemajuan bersama. Ketiga, partai politik perlu menjalin dialog dan kerjasama dengan kekuatan sosial politik lainnya tentang hal-hal yang bersifat strategis dalam konteks demokratisasi dan pembaruan bagi partai politik itu sendiri. Sehingga dari sini ada visi dan misi serta aturan main bersama tentang bagaimana membawa partai politik menatap masa depan untuk meraih cita-cita yang diharapkan. Ketiga upaya diatas perlu didukung oleh perubahan sistem perundangan kepartaian kita. Terutama berkenaan dengan pola hubungan antara partai dengan basis konstituennya secara kritis. Bila tidak dilakukan perubahan secara mendasar, maka suasana partai politik kinerja DPR/D, MPR akan tetap selalu menimbulkan problem yang dapat menghambat demokratisasi dan penyelesaian krisis sosial.
VISI SAMBAS INSTITUTE
Bertekad turut mewujudkan sistem demokrasi di Kabupaten Sambas yang memiliki kemampuan kritis, intelektual, ilmiah, propesional, peran serta dan komitmen yang kuat demi kepentingan masyarakat sambas yang madani yang berlandasakan nilai-nilai etis dan transparansi dalam berbagai dimensi kehidupan.

MISI SAMBAS INSTITUTE
Melakukan pendidikan politik untuk memajukan pemikiran dan praktek demokrasi di Kabupaten Sambs melalui kegiatan pengkajian, penerbitan, pendidikan dan penelitian dalam upaya mewujudkan Kabupaten Sambas yang bermartabat.

APA YANG SAMBAS INSTITUT LAKUKAN
Sehubungan dengan visi dan misi kami, Sambas Institute akan melakukan kegiatan kerjasama secara local, nasional maupun internasional, dengan berbagai pihak yang kompeten dan memiliki komitmen, untuk membangun Kabupaten Sambs.


PUBLIKASI DAN PENERBITAN SI
Institute menerbitkan Buletin pengkajian dan penelitian dengan nama “ Buletin Sambas Institute”, yang ditujukan untuk masyarakat Sambas . “ Buletin Sambas Institute” ini diharapkan menjadi referensi dan bahan diskusi, tukar pikiran, antar pembacanya. Isi Buletin adalah artikel maupun penelitian mengenai masalah - masalah daerah,. Kami akan membagi isi buletin dalam tiga bentuk. Pertama. tinjauan politik, social, hukum dan budaya. Kedua, analisa perkembangan daerah terkini. Dan, ketiga adalah tinjauan buku atau book review. Kami mengharapkan ” “ Buletin Sambas Institute” menjadi informasi tambahan bagi masyarakat dalam memahami perkembangan keadaan Kabupaten Sambas.
Sambas Institute akan menerbitkan buku-buku untuk menambah khasanah literatur keadaan seputar daerah baik social, politik, hukum dan budaya yang akan dibuat oleh penulis-penulis putra daerah..

LAPORAN SURVEY, JAJAK PENDAPAT DAN STUDI KOMPARASI

Sambas Institute secara teratur dan sesuai dengan kebutuhan akan melakukan penelitian dalam bentuk survey, jajak pendapat maupun studi komparatif. Thema penelitian akan dirumuskan sesuai dengan masalah-masalah aktual. Diharapkan penelitian Sambas Institute ini akan menjadi referensi lembaga lain untuk memperkuat pendidikan, kebijakan maupun praktek berdemokrasi di Kabupaten Sambas.

MENGAPA SAMBAS INSTITUTE HADIR

Mengapa Sambas Institute Hadir
Perkembangan Kabupaten Sambas pasca pemekaran telah mengubah wajah Kabupaten Sambas sebagai sebuah daerah yang tengah berproses menjadi daerah yang damai, makmur dan damai serta demokratis dalam arti kata yang sesunguhnya. Misalnya berbagai perubahan sistem birokrasi, batas daerah, peraturan dan tata hubungan kelembagaan pada masa-masa kini. Perubahan ini telah mengubah persepsi masyarakat sambas mengenai praktek social, politik, hukum dan budaya di Kabupaten Sambas dan bagaimana ia mempengaruhi segenap kehidupan masyarakat.

Perkembangan tersebut mendorong kehadiran Sambas Institute untuk memberikan kontribusi kepada masyarakat sambas menuju masyarakat sambas yang madani. Didirikan tahun 2008 di Sambas, Sambas Institute hadir memberikan berbagai kegiatan dalam pengembangan sumber daya manusia dan kelembagaan di berbagai bidang.


VISI SAMBAS INSTITUTE
Bertekad turut mewujudkan sistem demokrasi di Kabupaten Sambas yang memiliki kemampuan kritis, intelektual, ilmiah, propesional, peran serta dan komitmen yang kuat demi kepentingan masyarakat sambas yang madani yang berlandasakan nilai-nilai etis dan transparansi dalam berbagai dimensi kehidupan.

MISI SAMBAS INSTITUTE
Melakukan pendidikan politik untuk memajukan pemikiran dan praktek demokrasi di Kabupaten Sambs melalui kegiatan pengkajian, penerbitan, pendidikan dan penelitian dalam upaya mewujudkan Kabupaten Sambas yang bermartabat.

APA YANG SAMBAS INSTITUT LAKUKAN
Sehubungan dengan visi dan misi kami, Sambas Institute akan melakukan kegiatan kerjasama secara local, nasional maupun internasional, dengan berbagai pihak yang kompeten dan memiliki komitmen, untuk membangun Kabupaten Sambs.


PUBLIKASI DAN PENERBITAN SI
Institute menerbitkan Buletin pengkajian dan penelitian dengan nama “ Buletin Sambas Institute”, yang ditujukan untuk masyarakat Sambas . “ Buletin Sambas Institute” ini diharapkan menjadi referensi dan bahan diskusi, tukar pikiran, antar pembacanya. Isi Buletin adalah artikel maupun penelitian mengenai masalah - masalah daerah,. Kami akan membagi isi buletin dalam tiga bentuk. Pertama. tinjauan politik, social, hukum dan budaya. Kedua, analisa perkembangan daerah terkini. Dan, ketiga adalah tinjauan buku atau book review. Kami mengharapkan ” “ Buletin Sambas Institute” menjadi informasi tambahan bagi masyarakat dalam memahami perkembangan keadaan Kabupaten Sambas.
Sambas Institute akan menerbitkan buku-buku untuk menambah khasanah literatur keadaan seputar daerah baik social, politik, hukum dan budaya yang akan dibuat oleh penulis-penulis putra daerah..

LAPORAN SURVEY, JAJAK PENDAPAT DAN STUDI KOMPARASI

Sambas Institute secara teratur dan sesuai dengan kebutuhan akan melakukan penelitian dalam bentuk survey, jajak pendapat maupun studi komparatif. Thema penelitian akan dirumuskan sesuai dengan masalah-masalah aktual. Diharapkan penelitian Sambas Institute ini akan menjadi referensi lembaga lain untuk memperkuat pendidikan, kebijakan maupun praktek berdemokrasi di Kabupaten Sambas.


Visi dan Misi

MENGAPA SAMBAS INSTITUTE HADIR

Mengapa Sambas Institute Hadir
Perkembangan Kabupaten Sambas pasca pemekaran telah mengubah wajah Kabupaten Sambas sebagai sebuah daerah yang tengah berproses menjadi daerah yang damai, makmur dan damai serta demokratis dalam arti kata yang sesunguhnya. Misalnya berbagai perubahan sistem birokrasi, batas daerah, peraturan dan tata hubungan kelembagaan pada masa-masa kini. Perubahan ini telah mengubah persepsi masyarakat sambas mengenai praktek social, politik, hukum dan budaya di Kabupaten Sambas dan bagaimana ia mempengaruhi segenap kehidupan masyarakat.

Perkembangan tersebut mendorong kehadiran Sambas Institute untuk memberikan kontribusi kepada masyarakat sambas menuju masyarakat sambas yang madani. Didirikan tahun 2008 di Sambas, Sambas Institute hadir memberikan berbagai kegiatan dalam pengembangan sumber daya manusia dan kelembagaan di berbagai bidang.


VISI SAMBAS INSTITUTE
Bertekad turut mewujudkan sistem demokrasi di Kabupaten Sambas yang memiliki kemampuan kritis, intelektual, ilmiah, propesional, peran serta dan komitmen yang kuat demi kepentingan masyarakat sambas yang madani yang berlandasakan nilai-nilai etis dan transparansi dalam berbagai dimensi kehidupan.

MISI SAMBAS INSTITUTE
Melakukan pendidikan politik untuk memajukan pemikiran dan praktek demokrasi di Kabupaten Sambs melalui kegiatan pengkajian, penerbitan, pendidikan dan penelitian dalam upaya mewujudkan Kabupaten Sambas yang bermartabat.

APA YANG SAMBAS INSTITUT LAKUKAN
Sehubungan dengan visi dan misi kami, Sambas Institute akan melakukan kegiatan kerjasama secara local, nasional maupun internasional, dengan berbagai pihak yang kompeten dan memiliki komitmen, untuk membangun Kabupaten Sambs.


PUBLIKASI DAN PENERBITAN SI
Institute menerbitkan Buletin pengkajian dan penelitian dengan nama “ Buletin Sambas Institute”, yang ditujukan untuk masyarakat Sambas . “ Buletin Sambas Institute” ini diharapkan menjadi referensi dan bahan diskusi, tukar pikiran, antar pembacanya. Isi Buletin adalah artikel maupun penelitian mengenai masalah - masalah daerah,. Kami akan membagi isi buletin dalam tiga bentuk. Pertama. tinjauan politik, social, hukum dan budaya. Kedua, analisa perkembangan daerah terkini. Dan, ketiga adalah tinjauan buku atau book review. Kami mengharapkan ” “ Buletin Sambas Institute” menjadi informasi tambahan bagi masyarakat dalam memahami perkembangan keadaan Kabupaten Sambas.
Sambas Institute akan menerbitkan buku-buku untuk menambah khasanah literatur keadaan seputar daerah baik social, politik, hukum dan budaya yang akan dibuat oleh penulis-penulis putra daerah..

LAPORAN SURVEY, JAJAK PENDAPAT DAN STUDI KOMPARASI

Sambas Institute secara teratur dan sesuai dengan kebutuhan akan melakukan penelitian dalam bentuk survey, jajak pendapat maupun studi komparatif. Thema penelitian akan dirumuskan sesuai dengan masalah-masalah aktual. Diharapkan penelitian Sambas Institute ini akan menjadi referensi lembaga lain untuk memperkuat pendidikan, kebijakan maupun praktek berdemokrasi di Kabupaten Sambas.


Masjid


Kemegahan Masjid merupakan sumber sejarah bisu yang masih kokoh berdiri

Salam Sambas Institute

Assalammu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kita kepada Tuhan Yang Maha Esa karena pada hari ini kita diberikan rahmad serta hidayahnya untuk menjalankan aktifatas kita sehari – hari. Amin……

Ungkapan kata – kata yang senantiasa kita keluarkan dalam hati ini adalah sebuah kata yang harus dikeluarkan karena kata hati memiliki magna yang berarti untuk kita maupun untuk orang lain.

Salam kerinduan kita semua sesama masyarakat sambas dalam ikatan persaudaraan maupun kekeluargaan yang tidak pernah hilang sampai akhir zaman. Pertama – tama kami ucapkan terima kasih kami kepada Tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, stickholder serta masyarakt sambas pada khususnya yang telah menerima kehadiran Bulletin Sambas Institute di Kabupaten Sambas.

Kehadiran Sambas Institute ditengah-tengah masyarakat sambas, kami harafkan bisa memberikan sedikit pemikiran, ilmu maupun informasi dan lain sebagainya yang masyarakat butuhkan sekarang ini

Dengan kehadian Sambas Institute dalam menerbitkan sebuah media yang diberi nama “ SAMBAS INSTITUTE “ yang berisikan informasi – informasi baik itu opini, artikel, maupun yang lainnya tentang kabupaten sambas, kami mengharapkan bisa memberikan sedikit informasi maupun ilmu kepada masyarakat sambas.

Kehadiran Buletin ini adalah sebuah keinginan kami yang tergabung didalam Sambas institute untuk memberikan dan menulis opini artikel maupun informasi tentang masyarakat sambas yang sedang dialami sekarang ini dan juga bisa memberikan sedikit pembelajaran politik terhadap masyarakat sambas melalui media ini.

Kami akan memberikan bulletin ini secara gratis kepada masyarakat sambas setiap satu bulan sekali, dimana keinginan kami agar masyarakat sambas mengetahui dan bisa menyampaikan aspirasi nya melaui blog ini.
.
Mudah-mudahan dengan kehadiran bulletin ini bisa memberikan sedikit informasi untuk masyarakat sambas baik yang ada diperkotaan maupun diperdalaman dan yang ada di sambas maupun diluar sambas.

Akhir kata kami ucapkan ribuan terima kasih
Wabillahhitaufik Walhiidayah
Wassalammu’alaikum Wr Wb